M.
Sampurna Jaya
Kewirausahaan sosial adalah sebuah terobosan baru yang
menjalankan sebuah bisnis dimana bisnis tersebut hanya untuk kebermanfaatan
sosial. Kewirausahaan sosial bisa dibilang masih sedikit orang yang mengetahui
makna dalam kewirausahaan sosial tersebut. Banyak orang berfikiran bahwa
kewirausahaan sosial bukanlah usaha yang bisa mendapatkan uang banyak dan
cenderung merugi bagi orang yang belum pernah masuk dan terjun langsung ke
dalam kewirausahaan sosial tersebut. Tetapi beberapa yang sudah pernah
merasakan manfaatnya kewirausahaan sosial mungkin memiliki cerita berbeda
dibanding dengan orang yang belum pernah masuk ke dunia kewirausahaan sosial
tersebut.
Seperti
dalam modul mata kuliah Hery wibowo dalam Kewirausahaan Sosial, ada orang yang
sudah mendalami usaha di bidang kewirausahaan sosial, seperti salah satunya
Grameen Bank. Bank pada biasanya sangat bergerak pada bidang ekonomi di
masyarakat, seringkali menolak memberikan bantuan kredit kepada orang yang
dianggapnya tidak akan bisa dan tidak akan mampu untuk mengembalikan kredit
tersebut bersama bunganya kelak dikemudian hari. Tapi Grameen Bank merupakan
bank yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial, dengan berani memberikan
bantuan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) yang baru saja dibentuk dan
mungkin hanya ingin meminjam dalam nominal yang kecil. Akibatnya banyak UKM-UKM
yang baru saja dibentuk menjadi merasa sangat terbantu akibat adanya Grameen
Bank tersebut. Dan pendiri dari Grameen Bank atas jasanya tersebut mendapatkan
nobel perdamaian pada tahun 2006. Pendiri Grameen Bank itu sendiri bernama
Muhammad Yunus.
Dalam
menjalankan sebuah usahanya, wirausahawan sosial melakukan pandangan yang
berasaskan strength based, dimana
seorang wirausahawan sosial harus peka dan melihat potensi yang ada di
sekeliling usahanya untuk bisa menggabungkan apa yang dibutuhkan masyarakat
sekitar agar usaha kita bisa bermanfaat bagi keberlangsungan sosial yang ada di
masyarakat sekitar kita mendirikan usaha.
Selain
peka dengan melihat apa yang bisa menjadi keunggulan di tempat tersebut,
seorang wirausahawan sosial juga dituntut untuk tidak mudah menyerah dalam hal
memulai suatu kegiatan usaha yang dirintisnya. Banyak faktor yang sebenarnya
dalam hal membuat suatu usaha yang bisa menggagalkan kita dalam membuat suatu
usaha. Salah satunya adalah pandangan pesimistis yang diberikan oleh orang di
sekitar kita. Tak jarang pula yang melakukan tersebut adalah orang yang paling
dekat dengan kita atau bahkan keluarga kita. Maka dari itu, seorang
wirausahawan sosial harus mempunyai tingkat keteguhan hati yang tinggi dalam
memulai dan menjalankan usaha yang sedang dirintisnya. Seperti kata Hery
Wibowo dalam blognya
innovation-thinking.blogspot.com menjelaskan bahwa “Tidak ada hasil indah/sempurna tanpa perjuangan. Namun demikian, bagi
mereka yang tidak mudah putus asa, selalu ada jalan bagi pencapaian tujuan”.
Kalau dilihat dari apa yang telah dikatakan oleh
bapak Hery Wibowo (Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan Sosial, Ilmu Kesejahteraan
Sosial FISIP Unpad) tersebut seorang wirausahawan sosial sudah sepantasnya lah
memiliki sikap dan rasa pejuang yang tinggi di dalam dirinya. Agar usaha yang
diusung dan visi misi yang dibuatnya dalam pertama kali membuat suatu
kewirausahaan sosial dapat dimengerti dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
tempat usaha. Atau bahkan usahanya tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang
bisa menjadikan sumber utama lapangan pekerjaan yang ada di sekitar tempat
kerjanya.
Sebenarnya
antara pengusaha wirausaha biasa dengan pengusaha wirausaha sosial mempunyai
sikap dan karakteristik yang sama dalam hal menjalani usahanya. Karakter
wirausahawan yang baik menurut Schumpeter (dalam
Hery Wibowo. 2011:17) adalah sebagai berikut :
1. Dynamic
2. Breaks
out of equilibrium
3. Does
what is new
4. Active,
enegic
5. Leader
6. Put
together new combination
Kalau melihat dari karakteristik seorang
wirausahawan menurut Schumpeter tersebut, seorang wirausahawan yang baik adalah
orang yang bisa menemukan sesuatu yang baru dan selalu berinovasi baru dalam
hal mengusung suatu usahanya.
Lain Schumpeter, lain pula apa yang dicetuskan oleh Neal
Thornberry. Kalau Schumpeter bisa kita ambil kesimpulan bahwa seorang wirausaha
harus bisa menjadi pemimpin yang bisa mengkoordinasikan semua yang ada di sekitarnya, baik itu sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang ada di sekitar tempat usaha tersebut. Tetapi kalau
Neal Thornberry seorang wirausaha tidak semata-mata mengerjakan semuanya
sendirian. Tetapi seorang wirausaha yang baik dapat memahami dan mengerti apa
yang menjadi kelebihan dan kekurangannya di dalam menjalankan wirausaha yang
sedang dirintisnya.
Berikut adalah wirausaha menurut
Neal Thornberry Pola Pikir Wirausaha melibatkan 10 kualitas (dalam Hery
Wibowo.2011:5)
1. Memiliki Locus Of Control
2.
memiliki toleransi untuk ambiguitas
3. Kesedian untuk
mengaji orang yang lebih cerdas darinya
4.
Konsistensi untuk selalu beraktivitas, membangun dan mengubah berbagai hal.
5.
Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
6.
Rasa urgenitas yang tinggi
7.
perseverance
8.
Resilience (ketahanan)
9.
Optimis
10.
Rasa Humor tentang diri sendiri
Bisa dilihat dari karakteristik wirausahawan menurut
Neil Thornberry diatas adalah mementingkan tingkat kebersamaan dan juga
menjadikan seorang wirausaha itu memilih yang mana hal yang menurutnya
didahulukan di dalam usaha yang dirintisnya, dan mana yang bisa dikerjakan
kemudian. Dan juga karakter tersebut membuat para wirausahawan menjadi lebih
sportif dalam hal kekurangan yang ada di dalam dirinya. Apabila ada yang lebih
ahli dalam menjalankan suatu bidang di dalam kewirausahaan yang kita buat, maka
mau tidak mau seorang wirausahawan harus mau untuk mengaji orang yang lebih
ahli dan terbaik di bidang tersebut. Agar tidak terkesan memonopoli suatu usaha
yang digarap.
Kesimpulannya adalah seorang wirausahawan sosial
harus pandai melihat potensi yang ada di sekitarnya untuk menjadikan sebuah
peluang usaha yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sosial di lingkungan
sekitar usaha kita. Harapannya adalah kita dapat membuka sebuah lapangan
pekerjaan yang baru sehingga bisa menampung tenaga kerja yang membutuhkan
pekerjaan. Dan juga seorang wirausahawan sosial dituntut untuk memiliki sifat
yang tidak menyerah dalam menjalani usahanya. Walau banyak yang menolak atau
bahkan mencibir kegiatan usaha sosial kita, tapi kita harus yakini apa yang
kita kerjakan dapat bermanfaat bagi keberlangsungan sosial kedepannya.
Sumber
tulisan :
Hery Wibowo. 2011. Kewirausahaan Suatu Pengantar. Widya Padjajaran: Bandung
http://innovation-thinking.blogspot.com//
Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk akhir perayaan tahun? Pinjaman untuk ekspansi bisnis? Pinjaman untuk investasi baru? Pinjaman untuk melunasi utang jangka panjang dan tagihan. Akhir pinjaman tahun, untuk memulai sebuah bisnis Januari 2015? Cari lagi, QUALITYLOANLTD dalam hubungannya dengan WEST END BANK, menawarkan pinjaman dengan bunga rendah, non agunan. Kami di sini untuk menempatkan dan akhir, kemiskinan dan pengangguran, karena setiap orang memiliki / potensi sendiri nya. Hubungi kami hari ini dan Anda akan menjadi salah satu pelanggan kami yang terhormat. Email: qualityloanltd@qualityservice.com. atau info@Westendprivate.org. Terima kasih.
BalasHapus