Minggu, 15 Desember 2013

Social Entrepreneurship Highlight



M. Sampurna Jaya

            Kewirausahaan sosial adalah sebuah terobosan baru yang menjalankan sebuah bisnis dimana bisnis tersebut hanya untuk kebermanfaatan sosial. Kewirausahaan sosial bisa dibilang masih sedikit orang yang mengetahui makna dalam kewirausahaan sosial tersebut. Banyak orang berfikiran bahwa kewirausahaan sosial bukanlah usaha yang bisa mendapatkan uang banyak dan cenderung merugi bagi orang yang belum pernah masuk dan terjun langsung ke dalam kewirausahaan sosial tersebut. Tetapi beberapa yang sudah pernah merasakan manfaatnya kewirausahaan sosial mungkin memiliki cerita berbeda dibanding dengan orang yang belum pernah masuk ke dunia kewirausahaan sosial tersebut.
Seperti dalam modul mata kuliah Hery wibowo dalam Kewirausahaan Sosial, ada orang yang sudah mendalami usaha di bidang kewirausahaan sosial, seperti salah satunya Grameen Bank. Bank pada biasanya sangat bergerak pada bidang ekonomi di masyarakat, seringkali menolak memberikan bantuan kredit kepada orang yang dianggapnya tidak akan bisa dan tidak akan mampu untuk mengembalikan kredit tersebut bersama bunganya kelak dikemudian hari. Tapi Grameen Bank merupakan bank yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial, dengan berani memberikan bantuan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) yang baru saja dibentuk dan mungkin hanya ingin meminjam dalam nominal yang kecil. Akibatnya banyak UKM-UKM yang baru saja dibentuk menjadi merasa sangat terbantu akibat adanya Grameen Bank tersebut. Dan pendiri dari Grameen Bank atas jasanya tersebut mendapatkan nobel perdamaian pada tahun 2006. Pendiri Grameen Bank itu sendiri bernama Muhammad Yunus.
Dalam menjalankan sebuah usahanya, wirausahawan sosial melakukan pandangan yang berasaskan strength based, dimana seorang wirausahawan sosial harus peka dan melihat potensi yang ada di sekeliling usahanya untuk bisa menggabungkan apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar agar usaha kita bisa bermanfaat bagi keberlangsungan sosial yang ada di masyarakat sekitar kita mendirikan usaha.
Selain peka dengan melihat apa yang bisa menjadi keunggulan di tempat tersebut, seorang wirausahawan sosial juga dituntut untuk tidak mudah menyerah dalam hal memulai suatu kegiatan usaha yang dirintisnya. Banyak faktor yang sebenarnya dalam hal membuat suatu usaha yang bisa menggagalkan kita dalam membuat suatu usaha. Salah satunya adalah pandangan pesimistis yang diberikan oleh orang di sekitar kita. Tak jarang pula yang melakukan tersebut adalah orang yang paling dekat dengan kita atau bahkan keluarga kita. Maka dari itu, seorang wirausahawan sosial harus mempunyai tingkat keteguhan hati yang tinggi dalam memulai dan menjalankan usaha yang sedang dirintisnya. Seperti kata Hery Wibowo  dalam blognya innovation-thinking.blogspot.com menjelaskan bahwa “Tidak ada hasil indah/sempurna tanpa perjuangan. Namun demikian, bagi mereka yang tidak mudah putus asa, selalu ada jalan bagi pencapaian tujuan”.
Kalau dilihat dari apa yang telah dikatakan oleh bapak Hery Wibowo (Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan Sosial, Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad) tersebut seorang wirausahawan sosial sudah sepantasnya lah memiliki sikap dan rasa pejuang yang tinggi di dalam dirinya. Agar usaha yang diusung dan visi misi yang dibuatnya dalam pertama kali membuat suatu kewirausahaan sosial dapat dimengerti dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tempat usaha. Atau bahkan usahanya tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang bisa menjadikan sumber utama lapangan pekerjaan yang ada di sekitar tempat kerjanya.
Sebenarnya antara pengusaha wirausaha biasa dengan pengusaha wirausaha sosial mempunyai sikap dan karakteristik yang sama dalam hal menjalani usahanya. Karakter wirausahawan yang baik menurut Schumpeter (dalam Hery Wibowo. 2011:17) adalah sebagai berikut :
1.      Dynamic
2.      Breaks out of equilibrium
3.      Does what is new
4.      Active, enegic
5.      Leader
6.      Put together new combination
Kalau melihat dari karakteristik seorang wirausahawan menurut Schumpeter tersebut, seorang wirausahawan yang baik adalah orang yang bisa menemukan sesuatu yang baru dan selalu berinovasi baru dalam hal mengusung suatu usahanya.
Lain Schumpeter, lain pula apa yang dicetuskan oleh Neal Thornberry. Kalau Schumpeter bisa kita ambil kesimpulan bahwa seorang wirausaha harus bisa menjadi pemimpin yang bisa mengkoordinasikan semua yang ada di  sekitarnya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada di sekitar tempat usaha tersebut. Tetapi kalau Neal Thornberry seorang wirausaha tidak semata-mata mengerjakan semuanya sendirian. Tetapi seorang wirausaha yang baik dapat memahami dan mengerti apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya di dalam menjalankan wirausaha yang sedang dirintisnya.
Berikut adalah wirausaha menurut Neal Thornberry Pola Pikir Wirausaha melibatkan 10 kualitas (dalam Hery Wibowo.2011:5)
1. Memiliki Locus Of Control
2. memiliki toleransi untuk ambiguitas
3. Kesedian untuk mengaji  orang yang lebih cerdas darinya
4. Konsistensi untuk selalu beraktivitas, membangun dan mengubah berbagai hal.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
6. Rasa urgenitas yang tinggi
7. perseverance
8. Resilience (ketahanan)
9. Optimis
10. Rasa Humor tentang diri sendiri
Bisa dilihat dari karakteristik wirausahawan menurut Neil Thornberry diatas adalah mementingkan tingkat kebersamaan dan juga menjadikan seorang wirausaha itu memilih yang mana hal yang menurutnya didahulukan di dalam usaha yang dirintisnya, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian. Dan juga karakter tersebut membuat para wirausahawan menjadi lebih sportif dalam hal kekurangan yang ada di dalam dirinya. Apabila ada yang lebih ahli dalam menjalankan suatu bidang di dalam kewirausahaan yang kita buat, maka mau tidak mau seorang wirausahawan harus mau untuk mengaji orang yang lebih ahli dan terbaik di bidang tersebut. Agar tidak terkesan memonopoli suatu usaha yang digarap.
Kesimpulannya adalah seorang wirausahawan sosial harus pandai melihat potensi yang ada di sekitarnya untuk menjadikan sebuah peluang usaha yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sosial di lingkungan sekitar usaha kita. Harapannya adalah kita dapat membuka sebuah lapangan pekerjaan yang baru sehingga bisa menampung tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan. Dan juga seorang wirausahawan sosial dituntut untuk memiliki sifat yang tidak menyerah dalam menjalani usahanya. Walau banyak yang menolak atau bahkan mencibir kegiatan usaha sosial kita, tapi kita harus yakini apa yang kita kerjakan dapat bermanfaat bagi keberlangsungan sosial kedepannya.

Sumber tulisan :
Hery Wibowo. 2011. Kewirausahaan Suatu Pengantar. Widya Padjajaran: Bandung
http://innovation-thinking.blogspot.com//

1 komentar:

  1. Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk akhir perayaan tahun? Pinjaman untuk ekspansi bisnis? Pinjaman untuk investasi baru? Pinjaman untuk melunasi utang jangka panjang dan tagihan. Akhir pinjaman tahun, untuk memulai sebuah bisnis Januari 2015? Cari lagi, QUALITYLOANLTD dalam hubungannya dengan WEST END BANK, menawarkan pinjaman dengan bunga rendah, non agunan. Kami di sini untuk menempatkan dan akhir, kemiskinan dan pengangguran, karena setiap orang memiliki / potensi sendiri nya. Hubungi kami hari ini dan Anda akan menjadi salah satu pelanggan kami yang terhormat. Email: qualityloanltd@qualityservice.com. atau info@Westendprivate.org. Terima kasih.

    BalasHapus