Senin, 25 November 2013

SAHAJA (Sahabat Remaja) dalam Kesejahteraan Sosial Dan Kewirausahaan Sosial



Kewirausahaan sebagai sebuah mindset dan method. (Hery Wibowo dalam kewirausahaan:hal 1)1 dimana kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang mendasari pemikiran kita.  Maksudnya kita bergerak dengan menggunakan nilai-nilai yang ada pada diri kita dan menciptakan pemikiran untuk tidak mudah menyerah. “Dan pada hakikatnya para wirausahawanlah yang menggerakkan roda perekonomian” (JA. Schumpeter dalam Keajaiban Belajar hal:67)2.  Landasan pemikiran yang harus dimiliki oleh wirausaha  menurut (Billy Boen dalam Young On top)3 adalah harus mempunyai mimpi dan pemikiran yang besar, 3 langkah kunci untuk menggapai mimpi yang besar itu adalah pertama, Ask ketahuilah secara jelas apa yang kita inginkan kemudian mintalah. Kedua, believe. Percayalah bahwa hal yang kita minta telah menjadi milik kita meski belum mendapatkannya. Ketiga, receive. Rasakanlah bahwa kita senang menerimanya. (The secret, dalam Billy Boen, Young on top: hal 30)4.  Lain daripada itu, akhir-akhir ini muncul istilah kewirausahaan sosial, kewirausahaan sosial tetntu berbeda dengan kewirausahaan bisnis, hal ini dibedakan oleh tujuannya. Kewirausahaan sosial dapat dimulai dengan 2 cara. Yaitu, dimulai dengan berbisnis secara umum kemudian keuntungan dari bisnis dimanfaatkan sebagian untuk hal yang bersifat sosial.  atau sebaliknya, memulai dengan hal yang bersifat sosial yang lama-kelamaan mengahasilkan keuntungan bisnis.
Jika kewirausahaan menuntut kreativitas untuk bersaing dengan wirausahaan lain dimana keuntungan yang diperoleh untuk kepentingan pribadi. Namun jika berbicara kewirausahaan sosial, kita sedang berbicara tentang sosial kita sedang membicarakan manusia atau masyarakat, kewirausahaan berbasis sosial adalah usaha yang dilakukan dengan kreativitas bersaing selain untuk mencari keuntungan  pribadi juga untuk kepentingan sosial.
Saat ini kami sedang mengusahakan kegiatan kewirausahaan sosial tersebut, kegiatan yang kami lakukan adalah dengan menciptakan sebuah lembaga konsultasi yang bernama SAHAJA (Sahabat Remaja). Lembaga ini bergerak untuk memecahkan masalah yang ada di media sosial seperti cyberbullyng. Saat ini banyaknya remaja yang menceritakan masalahnya di media sosial, tidak sedikitpula kejahatan yang terjadi didalamnya. Hal ini menjadi fokus interest kami dalam menangani masalah remaja yang di ungkapkan di media sosial. Kami berharap cyberbullyng dapat diminimalisir dengan adanya jasa konsultasi melalui media sosial ini. Sebagai calon pekerja sosial yang mempunyai fokus pada Keberfungsian sosial. Dimana Keberfungsian sosial adalah hubungan diantara aktivitas orang untuk menghadapi tuntutan lingkungan; dengan tuntutan-tuntutan dari lingkungan itu sendiri (Bartlett dalam dasar-dasar peksos;hal 22)5. Hal ini juga kita kaitkan dengan bagaimana remaja menghadapi tuntutan dari lingkungannya, disaat masa labilnya sebagai remaja.
Menurut Skin Moore, pribadi yang sejahtera itu adalah orang yang mampu untuk mensyukuri dirinya sendiri, mampu berperan sesuai dengan statusnya dan mampu untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam konteks ini, remaja menggunakan social media sebagai salah satu cara Dia untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.  Untuk itulah Sahaja ini kami ciptakan, guna untuk menampung berbagai permasalahan yang sedang dihadapi remaja, supaya  tidak terlalu mengumbar kehidupan pribadinya di medsos.  Karena menurut kami, orang lain terkadang tidak perlu tahu tentang apa yang terjadi dengan kita.  
Kesejahteraan sosial sebagai konsep pelayanan sosial (bidang praktik pekerjaan sosial) mencakup aktivitas yang sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai kepada tindakan langsung pemberian bantuan. Kesejahteraan Sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengan maksud agar supaya memungkinkan individu,kelompok, maupun komunitas dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri terhadap pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial (Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Jurnal USU:hal 2)6.
Dan kami disini sebagai calon pekerja sosial yang mencoba menciptakan kesejahteraan sosial bagi  remaja melalui pemberian bantuan melalui metode-metode pekerja sosial. Kami Sahaja dalam menangani klien menggunakan metode CCT (Theory Client Center). Dimana metode CCT ini adalah melihat client memiliki kemampuan untuk menangani masalahnya sendiri. (Carls Rogerss dalam PPT Micro: hal 2)7 dalam arti kata kami sebagai konsultan hanya berperan membantu klien untuk mampu menemukan solusi berupa persepsi/nilai (insight) bagi masalahnya sendiri dengan motif aktualisasi dirinya yang membuat keputusan bagi masalahnya bukan dengan memberikan solusi yang menurut kami benar, namun mendukung dan mengarahkan mereka untuk dapat menemukan solusi dan mengambil keputusan terbaik bagi masalah mereka.  Karena kami menyadari kita tidak akan bisa secara sempurna bisa merasakan apa yang klien kita rasakan.
Misalnya salah satu klien kami, Dia merasa memberatkan orang tuanya, karena dia sedang menempuh pelajaran di perguruan tinggi dan dia ingin membantu orang tuanya.  Diawal-awalnya dia ingin mencari pekerjaan sampingan saat sedang tidak berkuliah, namun kayakinan dia yang merasa dia memberatkan orang tuanya, menurut kita secara pribadi cenderung berlebihan, karena sekolah itu adalah sebuah kepentingan dan tidak memberatkan orang tua kita.  Namun baginya, kondisi dia memberatkan pengeluaran orang tuanya, jadi kita tidak bisa sepenuhnya merasakan apa yang klien kita rasakan.  Dan pada akhirnya klien tersebut memutuskan untuk fokus pada kuliahnya dengan maksud jika dia sukses berkuliah dia bisa membayar usaha orang tuanya.  Disini jelas bagi kita bahwa klien tahu jalan yang terbaik untuk solusi masalahnya.
Selain itu kami juga menggunakan metode coaching dalam pelayanan konsultasi. Metode ini memfokuskan pada bagaimana kita sebagai konselor dapat membantu klient untuk menemukan strength based (kekuatan) yang akan  diterapkan dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh klien dalam hidupnya.
Dari SAHAJA ini kami juga mencari dana usaha berupa pembuatan Kartu Tanda Konsultasi Online (KTKO) yang berbayar bagi client. Keuntungan dari pembuatan kartu ini disalurkan untuk program yang akan kami jalankan berupa training motivasi kepada siswa SMA/SMK Sederajat. Dalam training tersebut kami mencoba untuk membangkitkan semangat belajar dan betapa pentingnya pendidikan untuk para remaja yang berada di bangku SMA/SMK Sederajat.
 Training motivasi ini, selain untuk mencoba membangkitkan semangat belajar para remaja, juga untuk menumbuhkan rasa dalam hati mereka untuk selalu berani dalam bermimpi. Mimpi disini bukanlah mimpi yang kosong tanpa adanya arti. Tetapi mimpi disini adalah berani menatap masa depan. Seperti kata Merry Riana “if we don’t change, we don’t grow. If we don’t grow, we aren’t living.” (Merry Riana dalam A Gift From A Friend:hal 108)8. Maksudnya adalah jika kita tidak ingin melakukan sebuah perubahan, kita tidak akan maju, jika kita tidak maju maka kita akan benar-benar menjadi orang yang tertinggal. 
Secara kesimpulan dapat dikatakan bahwa kita harus berubah, berubah demi kemajuan karena dengan kita melakukan perubahan-perubahan apalagi perubahan yang bersifat posistif kita akan menjadi orang yang sukses, sukses dalam berbagai bidang menciptakan diri menjadi orang yang luar biasa, karena sebenarnya kita manusia adalah orang-orang yang luar biasa.  Berani bermimpi adalah sebuah kunci awal dalam meraih sebuah kesuksesan. Melalui training motivasi inilah kita memberikan sebuah harapan kepada para pelajar ke depannya bahwa kesuksesan dapat diraih oleh masing-masing individu. Ini adalah salah bagian penting dari bentuk kewirausahaan sosial Sahaja.
Never Give up, dalam arti when there is a will, there is a win. Maksudnya jangan pernah puas dengan hanya mentargetkan sebuah jalan keluar dari penyelesaian masalah yang kita inginkan. Tetapi juga yang selalu kita cari adalah sebuah kesuksesan/win (Billy Boen dalam Young on Top New Edition:hal 60)9.
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya Lembaga Konsultasi Sahaja adalah sebuah aktivitas berhawa kesejahteraan sosial dengan menggunakan prinsip dan metode perkerja sosial dengan tuntunan “Help People for Help Them Selves”.  Dan Sahaja merupakan kewirausahaan berbasis sosial dengan memulai penjualan jasa secara sosial yang lama-kelamaan memberikan manfaat bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar